Jumat, 27 Juni 2008

Mengenal dan memahami "cinta"

Salah satu unsur penunjang kehidupan yang paling menggemparkan adalah cinta. Saat kekuatan cinta merasuki seseorang akan dapat mengubah kehidupannya, adrenalin yang ditimbulkan oleh cinta dapat mengubah seorang penakut menjadi pemberani, orang yang minder menjadi percaya diri dan dapat merubah seseorang dalam tempo yang relatif singkat. Dalam piramida kebutuhan yang dibuat Maslow untuk mengklasifikasi kebutuhan hidup manusia cinta masuk dalam kategori kebutuhan setelah sandang, papan, dan pangan. Cinta memang termasuk kebutuhan utama dalam kehidupan manusia diakui atau tidak.

Dalam kehidupan masyarakat cinta sering kali diartikan sebagai sesuatu yang misterius atau dihubungkan dengan perasaan yang tidak menggunakan kontrol logika. Drama romeo and Juliet & film “titanic” merupakan salah satu contohnya. Bahwa cinta yang suci adalah saat anda mengorbankan diri buat pasangan tanpa mempertimbangkan diri anda. Benarkah Hal itu ? adakah kisah ini dalam kehidupan nyata ?

Dari pengalaman yang pernah saya alami di kehidupan ada seorang teman yang mempunyai kisah cinta dengan meniru model diatas dan saya yakin disekitar kita banyak cerita yang mempunyai kemiripan dengan apa yang dialami oleh teman tersebut. Teman saya seorang gadis yang berumur 22 tahun, berikut kutipan kisahnya “Saya dan pacar saling mencintai dan kami merasa tidak dapat hidup apabila dipisahkan, tapi orang tua saya tidak mau merestui hubungan kami, orang tua saya menganggap pacar saya tidak akan mampu menjadi suami yang baik sehingga beliau menyuruh saya untuk memutuskan hubungan, saya takut terhadap orang tua bila tidak menuruti perintahnya tapi saya merasa tidak akan sanggup bila memutuskan hubungan dengan pacar saya, bagaimana solusinya untuk membuat orang tua saya mengerti dan mau memahami saya ?”.

Apakah anda pernah mendengar atau mengalami masalah yang sejenis ? bagaimana solusi terbaik menurut anda ?, Sebelum anda menjawab akan lebih baik apabila memahami bahwa saat anda mencintai tanpa sadar anda menjadi makhluk paling egois atas nama cinta. Tidak percaya ? contoh teman diatas, yang dia butuhkan sebenarnya bukan solusi atas masalah cintanya, bagi teman tersebut dia telah benar mencintai pacarnya, yang salah adalah orang tuanya karena tidak menyetujui kasih romantis yang dia jalin. Klien tersebut tidak membutuhkan evaluasi tentang hubungannya yang dia butuhkan adalah dukungan walaupun pada banyak kasus cinta yang diharapkan dan pengorbanan yang dilakukan tidak menghasilkan seperti yang diimpikan. Satu hal yang pasti kita tidak akan dapat merubah pendapat teman tersebut terhadap pacarnya (orang tuanya sekalipun akan dia tinggalkan dengan mengatasnamakan pengorbanan atas nama cinta) kecuali saat cinta yang dibayangkan seperti taman bunga berubah menjadi karang terjal yang melukainya.

Cinta adalah merupakan bunga mawar yang harum semerbak namun harus diingat mawar yang bau maupun bentuknya menggoda mempunyai duri yang dapat menyakiti kita. Anda bisa membayangkan bila keputusan teman diatas ternyata keliru dalam menilai pasangannya ?. Cinta adalah kebutuhan utama tapi pengetahuan akan cinta dan seluk beluknya adalah bekal utama sebelum anda bercinta.

Pendapat yang berkembang dikalangan anak-anak muda bahwa cewek sekarang tidak mempunyai cinta yang tulus, kebanyakan cewek lebih mementingkan materi daripada cinta, demikian juga cowok zaman sekarang, mereka lebih mengejar seks dibandingkan kasih sayang dalam berpacaran. Mengapa fenomena ini menjadi berkembang pada saat ini ? jawabannya adalah karena banyak cewek maupun cowok yang pernah mengalami “luka” saat mencintai dengan “tulus” sebagaimana contoh diatas. Bagi mereka cinta yang model ketulusan tidak bisa dibuktikan secara cepat dan seringkali malah tidak sebagaimana yang diharapkan. Sehingga para cewek menginginkan materi yang dapat mereka nikmati secara cepat demikian juga cowok yang menginginkan seks. Dalam sebuah penelitian tentang gaya pacaran anak muda sekarang diperoleh sebuah kesimpulan “Bahwa cowok memberikan kasih sayang (materi & perhatian) untuk mendapatkan seks, sedang cewek memberikan seks untuk mendapatkan kasih sayang dari pasangannya”.

Benarkah cinta tulus hanya membawa penderitaan ? apakah ketulusan masih ada dalam zaman ultra modern ?. Membahas tentang cinta kita bagaikan membicarakan kisah dongeng 1001 malam yang tidak akan habis dibahas dan dikupas dalam waktu lama.

Secara sederhana Hendrick (Pakar Psikologi) membagi cinta menjadi beberapa jenis, Yaitu :

1. Cinta Eros (Cinta membara) : Pasangan yang sedang dibuai oleh cinta eros ini menganggap dunia adalah milik mereka berdua yang lain hanyalah sebagai pelengkap kehidupan (ada istilah gaul, pasangan tersebut pemilik dunia sedang yang lain indekost). Saat individu terkena cinta eros kecenderungan kontrol diri (rasa malu) menjadi lemah dan logika menjadi terhambat. Kehidupan individu menjadi monoton dan rutinitas utama adalah bersama sang pujaan hati.

2. Cinta Storge (Cinta berdasar kedekatan) : Cinta storge ini berawal dari sebuah kedekatan yang melalui proses waktu berubah menjadi hubungan yang romantis (pacaran). Gelora asmara bagi yang mengalami cinta storge cenderung mempunyai kontrol yang kuat sehingga jarang diketahui umum bahkan ada kecenderungan usaha menutupi hubungan tersebut.

3. Cinta Ludus (Cinta guraun) : Individu yang mempunyai cinta ludus cenderung menganggap pacar sebagai alat untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hubungan romantis hanyalah kedok dan cenderung mempunyai pasangan yang lebih dari satu.

4. Cinta Mania (posesif) : Kalau cinta eros pasangan sama-sama merasa tidak bisa dipisahkan sedang cinta mania adalah salah satu dari pasangan yang mengalaminya. Kecenderungan untuk melakukan segala cara agar hubungan romantis tidak terhambat sangat kuat pada individu yang mengalami cinta mania. Menurut individu yang terkena cinta mania pasangannya adalah milik dia untuk selamanya.

5. Cinta Pragma (logika) : Saat memilih pasangan untuk hubungan romantis individu yang mempunyai cinta pragma akan mempergunakan pertimbangan logika dibandingkan perasaannya. Faktor kepribadian yang sesuai menjadi point awal individu cinta pragma dalam memilih pasangan.

6. Cinta Agape (cinta tulus) : Individu yang mempunyai cinta agape cenderung tidak mementingkan diri sendiri dan lebih memilih mengorbankan diri untuk orang yang dicintainya. Cinta agape ini jarang ditemukan pada hubungan romantis. Cinta orang tua pada anaknya adalah merupakan cinta agape.

Y Point awal sebelum anda bercinta ketahuilah apa kecenderungan cinta anda dan cinta pasangan anda.

1 komentar:

Pariman, M.Psi, Psikolog mengatakan...

Cinta menurutku adalah penyatuan subyek dan obyek. Proses pertemuan itulah yang disebut mencintai.