Rabu, 11 Februari 2009

Psikotes DISC atau MBTI

Jika saudara ingin mengenal atau melakukan psikotes dengan alat tes DISC atau MBTI (Sesuai dengan kebutuhan, info lengkap lihat keterangan singkat tentang DISC dan MBTI diblog ini), silahkan ikuti petunjuk dibawah ini
1. kirim konfirmasi psikotes (DISC/MBTI) ke  : pin BB : 2A8AA677 atau sms ke 083830010931.
2. tulis melalui email ke : parikesit76@gmail.com, dengan topik request alat tes DISC atau MBTI 
setelah itu alat tes akan dikirim ke email saudara, maka lakukan langkah berikut :
1. baca semua petunjuk sebelum mengisi soal-soal psikotes yang ada
2. setelah terisi semuanya,kirim ke Email kami
3. Selanjutnya hasil psikotes akan dikirim kembali ke email saudara
semoga bermanfaat.

DISC

Model DISC dikembangkan pertama kali oleh Dr. William Moulton Marston, seorang alumnus Harvard University yang bertujuan menguji perilaku individu-individu dalam lingkungan atau dalam situasi spesifik. Dengan demikian model DISC mengungkapkan gaya perilaku (behavioral style) dan kecenderungan berperilaku dari seseorang dalam lingkungan tertentu.

DISC Adalah Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance yang merupakan gambaran kecenderungan perilaku dari seorang individu. Gambaran ini dapat bermanfaat bagi penentuan atau pemilihan pekerjaan yang sesuai bagi perilaku individu tersebut. Misal seseorang yang berkepribadian kuat di D(Dominance) atau C (Compliance) akan mengalami kesulitan yang berat jika harus ditempatkan di posisi pemasasaran langsung ke kostumer karena keduanya memiliki kelemahan dalam berhubungan dengan orang lain. akan jauh lebih mudah bagi seseorang dengan kepribadian I(influence) karena kekuatannya adalah menjalin hubungan dengan orang lain.

Alat Tes MBTI

INFORMASI UMUM MENGENAI MBTI
Memahami diri sendiri sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Bayangkan saja, ini kan sesuatu tentang kita sendiri, berarti ‘mestinya’ kita yang lebih tahu tentang diri kita, daripada orang lain. Kita juga yang paling tahu tentang alasan kita melakukan tindakan-tindakan tertentu.
Hanya saja terkadang kita mempertanyakan, “apakah benar saya itu demikian?” Kadang kita merasa kurang percaya diri dalam menilai, tapi ada kalanya juga kita jadi terlalu percaya diri dalam menilai .
Ya, terkadang kita memang membutuhkan cermin untuk bisa menilai diri kita secara obyektif. Cermin itu bisa berupa feedback dari orang lain, maupun melalui alat bantu lainnya, misalnya dengan menggunakan tes/kuesioner/survey, dll.
Tujuan utama tentunya untuk lebih memahami diri secara obyektif. Disebut obyektif karena orang yang memberikan feedback maupun hasil kuesioner tsb, akan mengacu pada suatu standar tertentu, atau membandingkannya dengan populasi tertentu.
Mendengarkan feedback dari orang lain maupun mengisi kuesioner psikologi bisa memperkaya pemahaman kita tentang diri sendiri. Kalau pinjam istilahnya Johari Window, hal ini ditujukan untuk memperluas bagian yang diketahui oleh diri sendiri.
Myers-Briggs Type Indicator™(MBTI) dirancang untuk menolong Anda untuk memahami dengan lebih baik minat dan gaya pengambilan keputusan Anda. MBTI merupakan instrumen yang dipakai secara meluas dalam konseling, organisasi bisnis dan keagamaan, dan lintas budaya.
MBTI berguna untuk mengenali perilaku Anda dalam memperoleh dan memproses informasi, mengambil keputusan, dan cara Anda berhubungan dengan dunia. MBTI membantu untuk mengenali rangkaian pilihan atau preferensi Anda. Pilihan-pilihan perilaku ini memberi pemahaman mendalam tentang gaya kepemimpinan, gaya kerja, dan gaya komunikasi Anda.
MBTI mengukur pilihan, bukan kecakapan, kemampuan atau pengembangan diri yang dicapai. MBTI bersifat deskriptif, bukan bersifat menentukan. MBTI didasari oleh orientasi kekal, bukan penekanan yang bersifat sementara.
Aplikasi Praktis
• Memahami diri sendiri
• Memahami orang lain
• Menghargai perbedaan
• Pengembangan diri
• Memilih karir
• Team building
• Penyelesaian konflik
• Memperbaiki komunikasi
MBTI tidak Mengukur
• Gangguan kejiwaan
• Abnormalitas
• Emosi
• Trauma
• Daya Belajar
• Tingkat kedewasaan
• Penyakit
• Intelegensia
MBTI Mengukur Preferensi
• Bagian keberadaan kita
• Tidak ada benar salah
• Tidak ada kurang – lebih baik
MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator sendiri merupakan instrumen tes yang sangat populer di kalangan pemerhati kepribadian individu. MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers (dari merekalah kemudian nama MBTI berasal) pada era Perang Dunia II untuk membantu para pencari kerja menemukan tipe pekerjaan yang paling cocok untuk mereka : apakah mereka cocok menjadi pilot, manajer, dokter, atau bos mafia?
MBTI sendiri pada dasarnya peta psikologis yang bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis), yakni :
1. Extrovert (E) vs. Introvert (I). Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the self. Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menutut interaksi semisal membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif.
2. Sensing (S) vs. Intuitive (N). Tipe dikotomi kedua ini melihat bagaimana seseorang memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, factual facts, dan melihat data apa adanya. Sensing adalah concrete thinkers. Sementara tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Intutive adalah abstract thinkers.
3. Thinking (T) vs. Feeling (F). Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagiamana orang berproses mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan.
4. Judging (J) vs. Perceiving (P). Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging disini bukan berarti judgemental (atau menghakimi). Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat). Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.
Dalam MBTI, ada 4 dikotomi mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu:
1. Bagaimana/dari mana seseorang memperoleh energi; apakah dari luar diri (extravert/E), atau dari dalam diri (introvert/I).
2. Bagaimana seseorang mendapatkan informasi; apakah melalui panca indra (sensing/S) atau imajinasi (intuiting/N),
3. Bagaimana seseorang membuat keputusan; apakah berdasarkan pemikiran (thinking/T) atau perasaan (feeling/F),
4. Bagaimana orientasi kehidupan seseorang; apakah dengan menilai (judging/J) atau dengan memahami (perceiving/P).

Jika saudara berminat untuk melakukan psikotes dengan alat tes MBTI ini, maka lakukan langkah2 sebagai mana dalam psikotes dengan DISC
dan sebagaimana DISC, maka psikotes dengan menggunakan alat MBTI ini, saat ini masih kami buat gratis melalui blog ini.
semoga bermanfaat

Kamis, 03 Juli 2008

Cara melakukan Psikotes

Jika saudara ingin melakukan psikotes dengan alat tes DISC, silahkan ikuti petunjuk dibawah ini
1. kirim email saudara ke : parikesit76@gmail.com
2. tulis dengan topik request alat tes DISC
setelah alat tes dikirim ke email saudara maka lakukan langkah berikut :
1. baca semua petunjuk sebelum mengisi soal-soal psikotes yang ada
2. setelah terisi semuanya email kembali ke : parikesit76@gmail.com
dan setelah itu hasilnya akan kami kirimkan via email
mohon setelah itu saudara membaca dan meresapi artikel "balaskan kebaikan kepada siapa saja"
di blog ini.

Jumat, 27 Juni 2008

motto


Gunakan waktumu untuk berpikir, itu adalah sumber tenaga.

Gunakan waktumu untuk membaca, itu adalah pondasi bagi kebijaksanaan.

Gunakan waktumu untuk merenung, itu adalah kesempatan untuk mencari jati diri.

Gunakan waktumu untuk bermimpi, itu adalah modal meraih masa depan.

Gunakan waktumu untuk berdoa, itu adalah energi yang terbesar di atas bumi.

konsep Diri

Dalam sejarah kehidupan manusia, setiap orang terus berusaha untuk mencari dan mengenali dirinya dengan lebih baik. Bahkan berabad-abad lalu mereka telah meyakini bahwa hal paling fundamental dalam menentukan kualitas perilaku adalah mengenal dirinya sendiri dengan baik.

Sebuah survey menemukan bahwa rata-rata manusia masih menggunakan 0,01 % dari kemampuannya, artinya masih terdapat potensi 99,99 % yang belum termanfaatkan dengan baik (Joice Wycoff, Mind Maping, 1991). Dengan kata lain mungkin kita pun masih mengggunakan sedikit dari sekian banyak potensi diri kita.

Rasa kurang percaya diri atau sebaliknya rasa puas diri adalah salah satu syndrome yang banyak diidap oleh para pecundang. Mereka tidak lagi mempunyai sasaran untuk dicapai dan terjebak dalam rutinitas kerjanya.

Sumber yang mendasar dari kurangnnya rasa percaya diri, salah satunya disebabkan oleh trauma-trauma masa lalu karena keselahan dan kegagalan dalam perjalanan hidupnmya yang dilengkapi dengan cemoohan dari lingkungannya. Misalnya hampir 80 % lebih peserta pelatihan Effective Speaking And Human Relations takut berbicara di depan publik, karena pernah melakukannnya, kemudian gagal dan mendapat cemoohan dari pendengarnya.

Untuk itu kita perlu meninjau kembali sikap kita terhadap diri sendiri. Sikap yang kita punyai sangat tergantung dari keyakinan kita terhadap seperangkat konsep, keyakinan, dan nilai-nilai yang kita terima sepanjang perjalanan hidup kita. Di dalam pikiran bawah sadar kita hal-hal di atas tersimpan dalam bentuk-bentuk sekumpulan pengalaman-pengalaman yang tersimpan di bawah sadar.

Ketika seseorang akan mengambil keputusan di luar kebiasaannya, maka dia akan melihat kumpulan pengalaman masa lalunya. Apabila dia menemukan hal-hal yang positif yaitu keberhasilan, penghargaan, maka dia akan cenderung berani mengambil resiko. Sebaliknya bila yang dijumpai pengalaman negatif maka cenderung akan ragu-ragu. Misalnya bento sebagai supervisor sukses di sebuah cabang diminta atasannya untuk menangani permsalahan konflik antar karyawan di cabang lain di departemen yang sama, begitu mendapat tawaran bento akan melihat kembali kumpulan pengalamannnya selama ini. Apbila dia pernah mempunyai pengalaman keberhasilan tentang hal itu, maka bento akan cenderung berani menerima tugas baru tersebut, sebaliknya bila bento pernah mempunyai pengalaman negatif mengenai masalah ini maka dia akan berpikir dua kali dan cenderung menhindar dari tanggung jawab ini.

Untuk itu sebagai langkah awal kita perlu melihat seberapa banyak kumpulan pengalaman yang tergolong positif dan seberapa banyak yang negatif, karena hal ini akan berpengaruh kepada tingkat kepercayaan diri kita di masa mendatang. Langkah berikutnya adalah merubah cara pandang kita terhadap “file-file” pengalaman negatif yang kita miliki. Sebuah kata-kata bijak mengungkapkan bahwa “Bukanlah kejadian itu sendiri yang akan mempengaruhi perilaku seseorang tetapi sikap seseorang terhadap kejadian itu”. Artinya kita diberi wewenang penuh untuk menggolongkan apakah pengalaman itu termasuk negatif atau positif.

(dirangkum dari berbagai sumber)

Mengenal dan memahami "cinta"

Salah satu unsur penunjang kehidupan yang paling menggemparkan adalah cinta. Saat kekuatan cinta merasuki seseorang akan dapat mengubah kehidupannya, adrenalin yang ditimbulkan oleh cinta dapat mengubah seorang penakut menjadi pemberani, orang yang minder menjadi percaya diri dan dapat merubah seseorang dalam tempo yang relatif singkat. Dalam piramida kebutuhan yang dibuat Maslow untuk mengklasifikasi kebutuhan hidup manusia cinta masuk dalam kategori kebutuhan setelah sandang, papan, dan pangan. Cinta memang termasuk kebutuhan utama dalam kehidupan manusia diakui atau tidak.

Dalam kehidupan masyarakat cinta sering kali diartikan sebagai sesuatu yang misterius atau dihubungkan dengan perasaan yang tidak menggunakan kontrol logika. Drama romeo and Juliet & film “titanic” merupakan salah satu contohnya. Bahwa cinta yang suci adalah saat anda mengorbankan diri buat pasangan tanpa mempertimbangkan diri anda. Benarkah Hal itu ? adakah kisah ini dalam kehidupan nyata ?

Dari pengalaman yang pernah saya alami di kehidupan ada seorang teman yang mempunyai kisah cinta dengan meniru model diatas dan saya yakin disekitar kita banyak cerita yang mempunyai kemiripan dengan apa yang dialami oleh teman tersebut. Teman saya seorang gadis yang berumur 22 tahun, berikut kutipan kisahnya “Saya dan pacar saling mencintai dan kami merasa tidak dapat hidup apabila dipisahkan, tapi orang tua saya tidak mau merestui hubungan kami, orang tua saya menganggap pacar saya tidak akan mampu menjadi suami yang baik sehingga beliau menyuruh saya untuk memutuskan hubungan, saya takut terhadap orang tua bila tidak menuruti perintahnya tapi saya merasa tidak akan sanggup bila memutuskan hubungan dengan pacar saya, bagaimana solusinya untuk membuat orang tua saya mengerti dan mau memahami saya ?”.

Apakah anda pernah mendengar atau mengalami masalah yang sejenis ? bagaimana solusi terbaik menurut anda ?, Sebelum anda menjawab akan lebih baik apabila memahami bahwa saat anda mencintai tanpa sadar anda menjadi makhluk paling egois atas nama cinta. Tidak percaya ? contoh teman diatas, yang dia butuhkan sebenarnya bukan solusi atas masalah cintanya, bagi teman tersebut dia telah benar mencintai pacarnya, yang salah adalah orang tuanya karena tidak menyetujui kasih romantis yang dia jalin. Klien tersebut tidak membutuhkan evaluasi tentang hubungannya yang dia butuhkan adalah dukungan walaupun pada banyak kasus cinta yang diharapkan dan pengorbanan yang dilakukan tidak menghasilkan seperti yang diimpikan. Satu hal yang pasti kita tidak akan dapat merubah pendapat teman tersebut terhadap pacarnya (orang tuanya sekalipun akan dia tinggalkan dengan mengatasnamakan pengorbanan atas nama cinta) kecuali saat cinta yang dibayangkan seperti taman bunga berubah menjadi karang terjal yang melukainya.

Cinta adalah merupakan bunga mawar yang harum semerbak namun harus diingat mawar yang bau maupun bentuknya menggoda mempunyai duri yang dapat menyakiti kita. Anda bisa membayangkan bila keputusan teman diatas ternyata keliru dalam menilai pasangannya ?. Cinta adalah kebutuhan utama tapi pengetahuan akan cinta dan seluk beluknya adalah bekal utama sebelum anda bercinta.

Pendapat yang berkembang dikalangan anak-anak muda bahwa cewek sekarang tidak mempunyai cinta yang tulus, kebanyakan cewek lebih mementingkan materi daripada cinta, demikian juga cowok zaman sekarang, mereka lebih mengejar seks dibandingkan kasih sayang dalam berpacaran. Mengapa fenomena ini menjadi berkembang pada saat ini ? jawabannya adalah karena banyak cewek maupun cowok yang pernah mengalami “luka” saat mencintai dengan “tulus” sebagaimana contoh diatas. Bagi mereka cinta yang model ketulusan tidak bisa dibuktikan secara cepat dan seringkali malah tidak sebagaimana yang diharapkan. Sehingga para cewek menginginkan materi yang dapat mereka nikmati secara cepat demikian juga cowok yang menginginkan seks. Dalam sebuah penelitian tentang gaya pacaran anak muda sekarang diperoleh sebuah kesimpulan “Bahwa cowok memberikan kasih sayang (materi & perhatian) untuk mendapatkan seks, sedang cewek memberikan seks untuk mendapatkan kasih sayang dari pasangannya”.

Benarkah cinta tulus hanya membawa penderitaan ? apakah ketulusan masih ada dalam zaman ultra modern ?. Membahas tentang cinta kita bagaikan membicarakan kisah dongeng 1001 malam yang tidak akan habis dibahas dan dikupas dalam waktu lama.

Secara sederhana Hendrick (Pakar Psikologi) membagi cinta menjadi beberapa jenis, Yaitu :

1. Cinta Eros (Cinta membara) : Pasangan yang sedang dibuai oleh cinta eros ini menganggap dunia adalah milik mereka berdua yang lain hanyalah sebagai pelengkap kehidupan (ada istilah gaul, pasangan tersebut pemilik dunia sedang yang lain indekost). Saat individu terkena cinta eros kecenderungan kontrol diri (rasa malu) menjadi lemah dan logika menjadi terhambat. Kehidupan individu menjadi monoton dan rutinitas utama adalah bersama sang pujaan hati.

2. Cinta Storge (Cinta berdasar kedekatan) : Cinta storge ini berawal dari sebuah kedekatan yang melalui proses waktu berubah menjadi hubungan yang romantis (pacaran). Gelora asmara bagi yang mengalami cinta storge cenderung mempunyai kontrol yang kuat sehingga jarang diketahui umum bahkan ada kecenderungan usaha menutupi hubungan tersebut.

3. Cinta Ludus (Cinta guraun) : Individu yang mempunyai cinta ludus cenderung menganggap pacar sebagai alat untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hubungan romantis hanyalah kedok dan cenderung mempunyai pasangan yang lebih dari satu.

4. Cinta Mania (posesif) : Kalau cinta eros pasangan sama-sama merasa tidak bisa dipisahkan sedang cinta mania adalah salah satu dari pasangan yang mengalaminya. Kecenderungan untuk melakukan segala cara agar hubungan romantis tidak terhambat sangat kuat pada individu yang mengalami cinta mania. Menurut individu yang terkena cinta mania pasangannya adalah milik dia untuk selamanya.

5. Cinta Pragma (logika) : Saat memilih pasangan untuk hubungan romantis individu yang mempunyai cinta pragma akan mempergunakan pertimbangan logika dibandingkan perasaannya. Faktor kepribadian yang sesuai menjadi point awal individu cinta pragma dalam memilih pasangan.

6. Cinta Agape (cinta tulus) : Individu yang mempunyai cinta agape cenderung tidak mementingkan diri sendiri dan lebih memilih mengorbankan diri untuk orang yang dicintainya. Cinta agape ini jarang ditemukan pada hubungan romantis. Cinta orang tua pada anaknya adalah merupakan cinta agape.

Y Point awal sebelum anda bercinta ketahuilah apa kecenderungan cinta anda dan cinta pasangan anda.